Wednesday, September 23, 2009

MASYARAKAT MADANI

BAB I
PENDAHULUAN
Munculnya modernisme Islam didorong oleh adanya kemunduran ummat islam disebabkan banyaknya orang yang meninggalkan sumber ajaran utamanya yaitu: Al-Quran dan As-sunnah. Islam merupakan agama yang memiliki watak, visi, dan pandangan kearah kemajuan. Islam bukan agama yang konservatif dan tradisional melainkan agama yang memberikan tempat bagi modernitas. Sebuah peradapan yang sekarang dicintai dan dikecam itu sesungguhnya memuat berbagai fragmentasi kebutuhan masyarakat akan hadirnya sebuah masyarakat yang beradab, masyarakat yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan kehidupan secara universal, tanpa memandang asal-usul dan perbedaan agama. Masyarakat inilah yang dalam khazanah Islam disebut masyarakat madani (civil society) yang mencintai prinsip musyawarah (demokratisasi), keadilan (legaliteranisme), dan keterbukaan (miklusivisme) dalam kehidupan sehari-hari. Berbicara tentang masyarakat madani di zaman modern ini merupakan satu kebutuhan yang tak dapat ditawar-tawar lagi untuk segera direalisasikan.
Negara kita telah dipimpin oleh tiga orde. Sejak orde lama yang dipimpin oleh Soekarno, kemudian digantikan oleh orde baru yang dipimpin oleh Soeharto, kemudian lahirlah Orde Reformasi. Ketiga orde tersebut belum dapat mengantarkan masyarakat Indonesia menuju masyarakat yang adil dan makmur, sehingga cita-cita bangsa Indonesia yang menciptakan tatanan kehidupan masyarakat yang baik dengan istilah masyarakat madani atau masyrakat ideal belum dapat terealisasikan sehingga diperlukan pemahaman bersama tentang perlunya perwujudan masyarakat madani untuk menuju masyarakat modern yang beradab.

BAB II
PEMBAHASAN
Masyarakat merupakan istilah paling lazim yang digunakan untuk menyebut kesatuan-kesatuan hidup manusia. Yang mana masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling "bergaul", atau dengan istilah ilmiah saling "berinteraksi" . Dalam bahasa inggris dipakai istilah "society" yang berasal dari bahasa latin "socius" yang berarti "kawan". Istilah masyarakat itu sendiri berasal dari akar bahasa arab yaitu "syaraka" yang berarti "ikut serta atau berpartisipasi". Adapun kata arab "musyaraka" berarti saling bergaul". sedangkan masyarakat menurut bahasa arab sendiri disebut "mujtama". Adapun suatu ikatan yang membuat kesatuan manusia itu menjadi suatu masyarakat yaitu dengan adanya pola tingkah laku yang khas mengenai semua faktor kehidupannya dalam batas kesatuan itu. Definisi diatas menyerupai suatu definisi yang diajukan oleh J.L. Gilin dan J.P. Gilin dalam buku mereka "cultural sociology" (1954: hal.139) .
Yang merumuskan bahwa masyarakat atau society adalah: "The largest grouping in which common customs, tradition, attitudes and fealing of unity are operative". Unsure grouping disini menyerupai "unsur kesatuan hidup". Unsur common, custom, Tradition adalah unsur "adat istiadat", sedangkan unsur "kontinuitas" serta unsur common attitudes and fealing of unity adalah sama dengan unsur "identitas bersama".
Ketika kita meninjau lebih dalam tentang hakekat masyarakat tentu akan mendapatkan bahwa adanya sekelompok manusia yang menginginkan keadilan didalamnya. Dimana masyarakat saat ini sangat kental dengan ajaran Barat yang selalu mengedepankan kekerasan, menghina dan lain sebagainya. Tentulah sangat berlainan dengan konsep masyarakat yang beradap, masyarakat yang mencintai keadilan yang mana dalam hal ini disebut sebagai masyarakat madani. Sebagai contoh yang riil adalah Nabi Miuhammad SAW dengan konsepnya Rohmatan Lilalamin telah menunjukan hakekat, ciri, dan bentuk dari masyarakat madani tersebut. Al-Umari dalam bukunya "Masyarakat Tinjauan Historis Kehidupan Zaman Nabi" menyatakan bahwa islam membebaskan setiap kelompok untuk mengekspresikan kehendaknya dan mengaktulisasikan potensinya sebagai perwujudan masyarakat madani
Masyarakat modern sangat hampa agama dan selalu cemas, gelisah dan serba bingung. Keadaan jiwa seperti ini bukan tidak mungkin akan menjadi sumber pemicu konflik diantara sesama manusia, tidak salah apa yang diungkapkan oleh Lewis A. Coser dalam karya monumentalnya "The Function Of Social Conflict" bahwa "konflik merupakan bagian dari sikap masyarakat yang sedang mengalami perubahan sosial . dan kemudian oleh sebab itu perlu kiranya dibentuk masyarakat yang beradap untuk mencegah konflik tersebut. Masyarakat madani adalah masyarakat yang menjadikan agama sebagai tolak ukur kehidupannya sehari-hari . Sebagai masyarakat yang beradab juga memiliki ciri khas seperti: kemajemukan budaya (multicultural), hubungan timbal balik (reprocity), dan sikap saling memahami dan menghargai. Seperti yang dikatakan Nurcholis madjid makna masyarakat berasal dari kata (civility) yang mengandung makna toleransi kesediaan pribadi untuk menerima berbagai macam pandangan politik dan tingkah laku social.
Sesuai dengan fakta sejarah, yang membangun masyarakat madani untuk pertama kali adalah Nabi Muhammad SAW . Harus diakui pula bahwa konflik, bahkan konfrontasi fisik yang marak dimana-mana antara ummat Islam dan ummat non muslim salah satu penyebabnya adalah dendam sejarah kelabu yang berlebihan. Bahkan, buntut perang antara ummat beragama pada saat ini karena kekalahan ummat non muslim pada perang salib pada saat itu .dendam membara seperti ini lantas mencari modus vivendi yang intinya ingin membalas kekalahan dengan rekayasa perang Etnik. Untuk membangun masyarakat madani perlu adanya persaudaraan antara masyarakat muslim dan non muslim sebagai yang telah dilakukan oleh Rosulullah Saw di Madina dengan mengadakan piagam madinah .

BAB III
KESIMPULAN
Jadi masyarakat madani adalah masyarakat yang berperadaban islam. Untuk membangun masyarakat madani dalam era modern pada saat ini menjadi satu kebutuhan mutlak yang mana Dr. Thohir Luth mengemukakan ada enam elementer (mendasar) yaitu:
  1. Fakta sejarah telah memperlihatkan bahwa ummat islam pernah mengalami nasib hidup yang suram dengan dominasi masa dan agresi prilaku jahiliah, dan telah ada aksi etik yang menyuarakan kebenaran Agama sehingga kita perlu mengulangi putaran sejarah tersebut dengan berbagai modifikasi asal sama makna dan tujuannya.
  2. Adanya gerakan yang memisahkan antara urusan dunia dan Agama (sekulerisasi). Maka kembali pada ajaran agama adalah suatu keharusan dalam berkeluarga, bermasyarakat, dan bernegara.
  3. Gagalnya semua teori yang mengatur kesejahteraan manusia mulai dari teori humanisme, kapitalisme, sosialisme, komunisme dan pancasilaisme.
  4. Dekandensi moral (keruntuhan moral) pada masa modern tidak terbendung lagi semua ingin bebas sesuai dengan panggilan hawa nafsu mereka dengan menghalalkan berbagai cara.
  5. Kepentingan dan kemaslahatan ummat harus didahulukan dari pada kepentingan pribadi dan kelompok. Maka diperlukan masyarakat madani yang menjunjung syariat Islam.
  6. Mengedepankan akhlak karimah tanpa memandang perbedaan suku, agama dan ras. Karena dengan adanya akhlak karimah yang universal akan terbentuk masyarakat yang saling menghormati, melindungi dan menghargai.
Begitulah hal-hal yang mendasar dalam pembentukan masyarakat madani yang memiliki tujuan mewujudkan masyarakat yang berakhlak karimah dan menjunjung nilai-nilai kemanusiaan.

DAFTAR PUSTAKA
  • Koenjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, PT. Rineka Cipta: Jakarta, 1990.
  • Luth, Thohir, DR, MA, Masyarakat Madani Solusi Damai Dan Perbedaan, PT. Media Cipta: Jakarta, 2002, Cet.II
  • Umari, Dhiyaudin, Akram, Prof, Masyarakat Madani Tinjauan Histories Kehidupan Zaman Nabi, Gema Insani Press: 1999, Cet.II
  • Rakhmat, Jalalaluddin, Prof, Dr, Nurkholis Madjid Jejak Pemikiran Dari Pembahasan Sampai Guru Bangsa, Pustaka Pelajar, 2003, Cet.II

0 komentar :

Post a Comment

Terima kasih atas commentnya, Comment anda sangat bermanfaat bagi saya... Semoga bermanfaat.