TERULANG LAGI

Ini masalah klasik, masalah kuno. Pernah terjadi di masa pemerintahan siapapun di Indonesia. Riak-riak kecil, pembangkangan dan permusuhan di antara para petinggi, bahkan yang tertinggi jabatannya di negara tercinta ini.

Pada masa Soeharto hal seperti ini terjadi. riak-riak kecil yang bisa jadi besar antara presiden dan wakil presidennya. Sebagai contoh (saya yakin Anda pernah mendengarnya) yaitu, penolakan BJ Habibie dipanggil Soeharto saat menjabat sebagai wakil presiden.

Megawati juga pernah melakukan hal ini saat menjadi wakil presiden pada masa pemerintahan Gus Dur.

Rupanya budaya itu berlanjut pada masa pemerintahan SBY dan JK. JK menolak bahkan marah besar ketika dipanggi SBY.

Saya mencoba mengutip (walau tidak sempurna) ketika Jusuf Kalla diwawancarai oleh beberapa orang wartawan yang ingin mencari kepastian tentang 'budaya' tersebut.

"Bapak Jusuf Kalla, apa benar anda seringkali menolak bahkan cenderung marah saat dipanggil SBY?" tanya salah seorang wartawan.

Jusuf Kalla tercenung dan lama memikir sambil bertanya:

"Anda tahu dari mana?"

"Itu rahasia umum pak," kata para wartawan serempak dan dilanjutkan pertanyaan seorang di antara mereka

"Apa benar berita itu pak?"

Tiba-tiba Jusuf Kalla menjawab dengan nada tinggi dan berang. Hal yang belum pernah dilakukannya selama ini.

"Anda punya otak gak sih? Jelas saya marah besar, dan Andapun akan melakukan hal yang jika ada pada posisi saya!!" katanya sambil tidak bertolak pinggang

"Mengapa begitu pak Jusuf?"

"Iya pasti begitulah. MASAK SAYA DIPANGGIL "SBY"? PASTILAH SAYA TOLAK DENGAN MARAH!!!"

"Nama saya kan JUSUF KALLA bukan SBY. Mana mungkin saya mau dipanggil SBY? Please dong ahhhhhh, gitu aja koq dimasalahin.......," jawabnya dengan santai seperti layaknya Jusuf Kalla yang selalu senyum....

Maaf sahabat pembaca. Seperti saya katakan sebelumnya, ini berita lama.

Gubbbrakkkkkkkkkkk, kelepak, kelepak, gubrakkk